MOROWALI --- Puluhan massa dari Ikatan Pelajar Mahasiswa Morowali (IPMM)
turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa, Senin 16 Mei 2016, di
Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Mereka menuntut agar perusahaan tambang yang ada di Morowali untuk
mengutamakan masyarakat lokal dalam penerimaan karyawan. Selain itu,
mahasiswa yang rata-rata kuliah di Makassar ini mencium adanya praktek
sogok menyogok jika ingin masuk bekerja di perusahaan tambang, utamanya
PT SMI.
Aksi ini direspon cepat pihak perusahaan. Mereka ditemui pihaK PT SMI
Morowali, di salah satu rumah makan yang tak jauh dari lokasi aksi.
Pertemuan tersebut membahas terntang sistem dan mekanisme perekrutan
tenaga kerja PT SMI Morowali.
Koordinator Aksi, Abd Wahid, mengharapkan agar pihak Perusahaan yang ada
di Morowali bersikap proaktif dan lebih mengedepankan sumber daya
manusia lokal.
"Kami berikan solusi, seharusnya perekrutan karyawan yang ada di
Morowali ini, diserahkan kepada dinas tenaga kerja Pemkab Morowali.
Kemudian dinas terkait yang melakukan perekrutan karyawan, yang
selanjutnya diserahkan ke pihak perusahaan untuk dipekerjakan,"
pungkasnya.
Terkait tudingan tersebut, Manager HRD PT SMI, Dwi Tri, menyebutkan,
pihaknya tidak pernah membatasi pendaftar tenaga kerja, terutama tenaga
kerja lokal. Bahkan ia meminta kepada mahasiswa untuk memberikan daftar
nama-nama yang ingin bekerja untuk diakomodir.
"Kami merekrut karyawan berdasarkan kompetensinya. Mengenai tenaga kerja
lokal yang disinyalir tidak mendapatkan peluang kerja, kami pihak
perusahaan menghimbau kepada pihak yang keberatan untuk menyiapkan
datanya, agar kami bisa menganalisa, berapa jumlah penduduk yang ada dan
siap untuk bekerja berdasarkan kompetensinya," tutur Dwi.
Terkait adanya dugaan sogok menyogok, Dwi membantah keras. Kalaupun ada
oknum yang bermain, pihaknya bersedia menerima laporan untuk diberikan
sanksi tegas kepada oknum yang bermain dalam perekrutan karyawan.
(jalal/abd)
0 komentar: