Owner Distro Kampoeng Toboengkoe : Yasir, Yopi Sabara, Resa, Dan Said |
Morowalinews.com--Morowali/18/02/18 Berkembangnya bisnis di wilayah tambang melahirkan wajah baru di dunia distri seperti halnya Distro Kamputo yang melestarikan produk lokal lewat Distro
dan Maraknya produk asing di pasar Nasional menjadi tantangan terbesar bagi produk-produk yang dikelola oleh masyarakat lokal. Persaingan tak sehat kian nampak di tengah-tengah arus globalisasi yang kian melejit. Modal yang maha besar selalu menjadi alasan merek-merek asing tampil eksis di pasaran nasional. Tak ketinggalan, konsumen ikut serta meramaikan kompetisi yang tak sehat ini lewat merek-merek yang mereka idolakan masing-masing.
Kompetisi ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat lokal untuk terus meningkatkan kreatifitas dan inovasi agar tetap eksis, sebagai bentuk counter terhadap lawan-lawan raksasa di pasaran nasional. tentu saja ketimpangan ini akan terus berjalan jika masyarakat lokal hanya berdiam diri sembari menikmati keunggulan produk asing yang sedang membengkak.
Distro Kampoeng Toboengkoe atau disingkat kamputo merupakan salahsatu produk pakaian distro yang dikelola secara kreatif oleh masyarakat lokal di daerah Morowali, tepatnya di desa Bahodopi, Sulawesi Tengah. Berangkat dari keresahan atas timpangnya pasar di level nasional, membuat mereka berinisiatif melakukan counter atas persaingan yang berat ini lewat sektor pakaian melalui outlet distro. Seperti yang telah diketahui bahwa distro sejak pertama muncul di pasaran memang membawa sebuah misi perlawanan terhadap merek-merek asing, yang dikelola secara mandiri oleh anak-anak lokal di kota Bandung. Selain persaingan merek, distro juga dikenal dengan desian berupa pesan-pesan konstruktif untuk mewadahi setiap aspirasi para anak lokal.
Seperti namanya, Distro kamputo hadir sebagai jawaban atas tantangan di atas, sekaligus sebagai bentuk pelestarian budaya lokal yang mulai hilang tergerus zaman, lewat desain-desain khas suku tobungku (penduduk asli rakyat Morowali), berupa pesan-pesan berbahasa lokal, serta beberapa situs peninggalan kerajaan bungku yang dibingkai dalam bentuk gambar kreatif ataupun tulisan elegan.
Yopi, salah satu pendiri distro kamputo, menjelaskan panjang lebar tujuan berdirinya distro kreatif ini, “saat ini kami sedang menggarap misi besar untuk membesarkan usaha ini, tentu saja semua orang tahu bahwa tujuan bisnis adalah keuntungan, tetapi bagi kami, misi atau tujuan melestarikan budaya lokal adalah satu hal yang tak kalah lebih penting dari sekedar keuntungan” tegas pengusaha muda tersebut.
Saat ini distro kamputo yang memilik tag line “Kamputo Will Take Over The World” belum memiliki outlet tetap, mereka bergerak via media sosial seperti instagram dengan akun @kamputo, dan Facebook dengan nama yang sama. Resyaldi selaku pengelola distro kamputo di bidang pemasaran juga berkomentar soal peluang industri di media sosial. “saat ini, masyarakat kita sudah semakin maju, nyaris semua aktifitas sudah dialihkan ke media sosial, sehingga saya pikir pasar di internet juga juah lebih efisien”. Papar pemuda Bahodopi yang akrab disapa Reza tersebut.
Distro kamputo didirikan oleh 4 pemuda lokal asa Bahodopi, mereka adalah Yopi, Said, Yasir, dan Resyaldi,. Dalam waktu kedepan, mereka berencana membangun outlet tetap di Desa Bahodopi. Menjadikan produk lokal sebagai pilihan utama dalam berbelanja menjadi harapan terbesar mereka.
Present by: Tim Media
0 komentar: